Pengertian
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada
kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu
bilirubin.
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain
akibat penimbunan bilirubin dalam darah yang lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam,
yang menandakan terjadinya gangguan fungsional hepar, system biliary, atau
system hematologi.
Ikterus
berarti gejala kuning karena penumpukan bilirubin dalam aliran darah yang
menyebabkan pigmentasi kuning pada plasma darah yang menimbulkan perubahan
warna pada jaringan yang memperoleh banyak aliran darah tersebut. Jaringan
permukaan yang kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidah biasanya
pertama kali menjadi kuning.Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar
bilirubin serum mencapai 2 - 3 mg/dl. Kadar bilirubin serum normal 0,3 – 1
mg/dl.
Ikterus
neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi
dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali
lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah
eritosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek. Secara klinis,
ikterus pada neonatus akan tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5
mg/dL.
2.2 Ikterus Fisiologik
Ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologik kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau
mempunyai potensi menjadi kern ikterus dan tidak menyebabkan suatu mordibitas
pada bayi. Ikterus ini terjadi atau timbul pada hari ke-2 atau ke-3 dan tampak
jelas pada hari ke-5 sampai dengan ke-6 dan akan menghilang pada hari ke-7 atau
ke-10. kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih daro 12 mg/dl
dan pada BBLR tidak lebih dari 10 mg/dl, dan akan menghilang pada hari ke-14
Etiologi Ikterus Fisiologi
·
Yang dissebbkan oleh hemolisis darah
janin dan selanjutnya di ganti dengan darah dewasa
·
Ikrerus karena late feeding
Penundaan
pemberian makanan pada neonatus, terutama pada bayi prematur. Hail ini dapat
menyebabkan intensitas ikterus fisiologik bertambah
Tanda dan gejala
a.
Tanda dan gejala fisiologi
Warna kulit
tubuh tampak kuning
2.3 Ikterus Patologik
Ikterus
yang mempunyai dasar patologik atau kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai
yang disebut hiperbilirubin. Ikterus timbul dalam 24
jam pertama kehidupan; serum bilirubin total lebih dari 12 mg/dl. Peningkatan
kadar bilirubin 5 mg/dl atau lebih dalam 24
jam.Konsentrasi bilirubin serum melebihi 10 mg% pada bayi kurang bulan (BBLR) dan 12,5 mg% pada bayi
cukup bulan.Ikterus yang disertai proses
hemolisis.Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl, atau kenaikan bilirubin serum 1
mg/dl/jam atau lebih 5 mg/dl/hari.Ikterus menetap sesudah bayi berumur 10 hari
(cukup bulan) dan lebih dari 14 hari pada BBLR.
Etiologi Ikterus patologi
·
Produksi yang berlebihan
Produksi yang
berlebihan pada tubuh neonatus lebih dari pada kemampuan bayi untuk
mengeluarkannya.
·
Gangguan dalam proses uptake dan
konjunggasi hepar
Gangguan ini
dapat di sebabkan oleh imaturitas hepar, kurangnya subtrak untuk konjunggasi
bilirubin, gangguan fungsi hepar akibat asidiosis, hipoksia dan infeksi atau
tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase.
·
Gangguan dalam transportasi
Bilirubun dalam
darah terikat oleh albumin kemudian diangkut ke hepar. Ikatan bilirubin dan
albumin ini dapat dipengaruhi oleh obat-obat.
·
Gangguan dalam eksresi
Akibat obtruksi
dalam hepar atau diluar hepar. Kelainan diluar hepar biasanya akibat infeksi
atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
·
Pengaruh hormon atau obat
Dapat mengurangi
kesanggupan hepar untuk mengadakan konjugasi bilirubin.
·
Pemakaian vitamin K
Misalnya dalam
bentuk menaphton, dapat menyebabkan hiperbilirubunemia kalau dosis melebihi 10
mg%.
·
Ikterus yang berhubungan dengan
hipotireodismus
Ikterus yang
lama pada penyakit ini mungkin disebabkan oleh belum sempurnanya pematangan
hepar.
Tanda dan gejala patologi
1. Mata
berputar
2. Tertidur
( kesadaran menurun )
3. Sukar
menghisap
4. Tonus
otot meninggi
5. Kejang-kejang
6. Tuli
7. Leher
kaku
8. Akhirnya
kaku seluruhnya
9. Penurunan
mental
10. Tidak
mau minum
11. Muntah-muntah
12. Sianosis
13. Tampak
lelah
Penilaian kadar bilirubin ( Rumus Kramer
)
Daerah
|
Luas ikterus
|
Kadar
bilirubin (mg%)
|
1
|
Kepala dan leher
|
5
|
2
|
Daerah 1 + badan bagian atas
|
9
|
3
|
Daerah 1,2 + bagian bawah dan tungkai
|
11
|
4
|
Daerah 1,2,3 + lengan dan kaki di
bawah dengkul
|
12
|
2.4 Faktor risiko untuk timbulnya ikterus
neonatorum:
a. Faktor Maternal
* Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia,
Native American,Yunani)
* Komplikasi kehamilan (DM,
inkompatibilitas ABO dan Rh)
* Penggunaan infus oksitosin dalam larutan
hipotonik.
* ASI
b. Faktor Perinatal
* Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
* Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
c. Faktor Neonatus
* Prematuritas
* Faktor genetik
* Polisitemia
* Obat (streptomisin, kloramfenikol,
benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
* Rendahnya asupan ASI
* Hipoglikemia
* Hipoalbuminemia
2.4
Penanganan
1.
Mengubah bilirubin menjadi bentuk yang
tidak toksik dan dapat dikeluarkan melalui ginjal dan usus misalnya dengan
terapi sinar.
2.
Mengeluarkan bilirubin dari peredaran
darah yaitu dengan transfusi tukar darah.
Transfusi tukar
darah dapat diberikan dalam kasus-kasus berikut ini :
a. Diberikan
kepada semua kasus ikterus dengan kadar bilirubin tidak langsung yang lebih
dari 20 mg%
b. Pada
bayi prematur transfusi darah dapat diberikan walaupun kadar bilirubin kurang
dari 3,5 gram/100 ml.
c. Pada
kenaikan yang cepat bilirubin tidak langsung serum bayi pada hari pertama.
d. Anemia
berat pada neonatus dengan tanda-tanda dekompensasi jantung.
e. Bayi
yang menderita ikterus dan kadar hemoglibin darah tali pusat kurang 14 mg dan
coombs tes langsung positif.
3.
mengajari ibu dan keluarga cara
menyinari bayi dengan cahaya matahari. Berikut cara menyinari bayi dengan sinar
matahari:
a. Sinari
bayi dengan cahaya matahari pagi jam 07.00-08.00 selama 2-4 hari.
b. Atur
posisi kepala janin agar wajah tidak langsung menghadapap ke cahaya matahari.
c. Lakukan
penyinaran selama 30 menit, 15 menit bayi dalam keadaan telentang dan 15 menit
bayi dalam posisi terlungkap.
d. Lakukan
penyinaran pada kulit seluas mungkin dan bayi dalam keadaan telanjang.
e. Lakukan
asuhan perawatan dasar pada bayi muda.
f. Beri
penjelasan ibu kapan sebaiknya bayi di bawa ke petugas kesehatan.
g. Beri
penjelasan ibu kapan sebaiknya kunjungan ulang, setelah hari ke-7
Penanganan ikterus bayi
baru lahir
Tanda-tanda
|
Warna kuning
pada kulit dan sclera mata
|
|||||
kategori
|
normal
|
fisiologik
|
patologi
|
|||
penilaian
|
||||||
Daerah ikterus
Kuning hari ke 1
Kadar bilirubin
|
1
1-2
5
mg%
|
1+2
>
3
5-9
mg%
|
1
smpai 4
>
3
11-15
mg%
|
1-5
>3
15-20
mg%
|
1-5
>3
>20
mg%
|
|
Penanganan
|
||||||
Bidan atau
puskesmas
|
Terus di beri
ASI
|
Jemur matahari pagi jam 7-9 selama 10 menit
Badan bayi telanjang, mata di tutup
Terus di beri asi
Banyak minum
|
Rujuk ke RS
Banyak minum
|
|||
Rumah sakit
|
Periksa golongan darah ibu dan bayi
Periksa kadar bilirubin
|
|||||
Nasehati bila
kuning kembali
|
Waspadai bila
kadar bilirubin naik > 0,5 mg/jam
|
Tukar darah
|
||||
2.5
Pencegahan
1.
Early feeding : pemberian makan lebih
awal/pemberian ASI sedini mungkin
2.
Pemberian fhenobarbital atau luminal
untuk meningkatkan peningkatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin
yang sifatnya indireck menjadi direck.
3.
Pemberian terapi sinar dilakukan selama
24 jam atau setidaknya sampai bilirubin dalam darah kembali keambang batas
normal. Dengan terapi sinar bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan
menjadi larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar